Menjalani kehidupan setelah menikah itu tidak mudah.
Tak jarang orang membuat kesalahan pernikahan sepanjang menjalin hubungan, parahnya beberapa bahkan harus diakhiri dengan perceraian.
Memang tidak ada pasangan yang 100% cocok dan serasi. Namun ada banyak pasangan yang 100% saling mengerti dan memahami.
Tidak ada satupun pasangan di dunia ini yang menikah dengan niat ingin berpisah nantinya. Tapi apa daya, terkadang banyak sekali alasan yang ditemukan dalam pernikahan sehingga berakhir dengan perpisahan.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan kami, setidaknya ada beberapa kesalahan atau ketidakcocokan yang umumnya bisa memicu hal yang tidak diinginkan ini.
Berikut 8 kesalahan pernikahan berakibat perceraian yang sering dianalisa oleh ahli hubungan, terapis pernikahan dan juga pengacara perceraian :
Hubungan Intim yang Berkurang Total
Menghindari seks atau tidak berhubungan intim sama sekali merupakan penyebab awal dari lahirnyabibit perselingkuhan di dalam rumah tangga. Berkurangnya frekuensi bercinta kedua pasangan ternyata sering berakibat perceraian.
Logika saja brides, berkurangnya intensitas berhubungan intim yang sehat dan harmonis, banyak aspek kedekatan pasangan yang akan perlahan- lahan juga akan renggang.
Oleh karena itu, kedua pasangan harus selalu berupaya dan mencari cara kreatif untuk menghidupkan gairah kamar tidur, supaya suami istri bukan hanya menjadi kawan tidur yang dingin.
Ekspektasi Berlebihan
Percaya atau tidak? Tidak semua perceraian disebabkan oleh hal- hal yang jelas seperti KDRT, narkoba atau perselingkuhan. Salah satu sebab utama kenapa perceraian kian marak justru karena ekspektasi yang terlalu berlebihan dari masing- masing pasangan.
Sering kali pasangan terlalu berharap dan sulit menerima suami atau istri apa adanya, atau puas dengan kualitas hubungan. Jika terus begini, yakin deh walaupun menikah lagi, kemungkinan besar hasilnya tetap sama.
Terlalu Nyaman
Pasangan adalah zona nyamanmu? Sah- sah saja sih. Tetapi bukan berarti kalian harus berubah menjadi malas untuk berusaha saling menyenangkan atau menjadi diri yang lebih baik lagi.
Kenyataannya, zona nyaman malah bisa berbalik jadi sumber ketidakpuasan yang terus terabaikan. Ingat, pernikahan tetap butuh usaha dan bukan dibiarkan semakin menurun kualitasnya.
Melibatkan Keluarga Besar
Pernikahan adalah urusan dua orang, suami dan istri. Banyak pasangan yang melakukan kesalahan dengan membiarkan campur tangan dari pihak keluarga masing- masing, misalnya mertua yang terlalu dominan, ipar yang tidak peka, hingga keluarga besar yang turut mengambil keputusan.
Pasangan harus tahu batas antara urusan pribadi dan konsumsi umum, supaya tidak berujung pisah.
Tidak Transparan Soal Finansial
Ini nih yang bahaya! Urusan finansial sudah selayaknya dibahas bahkan jauh sebelum menikah supaya pasangan tahu jelas kondisi keuangan yang sesungguhnya.
Tak jarang suami istri cekcok karena urusan biaya hidup, hutang, dana darurat, biaya investasi dan banyak lagi. Semakin jarang dibahas dan tertutup, semakin besar jurang pemisah nantinya loh.
Persaingan Tidak Sehat
Suami istri seharusnya menjadi tim yang kompak, tapi apa jadinya kalau ada aspek kehidupan yang malah menimbulkan persaingan tidak sehat?
Sebut saja urusan karir atau cara mendidik anak yang membuat pasangan harus saling kompetisi secara negatif. Bukan saja anak akan terhimpit di tengah, yang ada malah pasangan terdorong ke jurang perceraian.
Momok 4 K
Kritik, komplain, kutuk dan konflik – ini dia 4 K yang bisa bikin pasangan semakin renggang karena ucapan yang saling menyakiti. Walaupun setiap orang punya hak untuk menyampaikan pendapat, penting untuk tahu cara menjaga perasaan orang dan tata cara beropini.
Jangan sampai ucapan menyakiti tanpa niat konstruktif atau malah menjurus ke kekerasan verbal.
Cuma Wedding Planning, Bukan Marriage Planning
Banyak yang menganggap kalau pernikahan adalah titik finish, sehingga segala daya upaya dilakukan supaya acara selesai dengan megah dan berkesan.
Padahal sesungguhnya, pernikahan hanyalah awal dari perjalanan pasangan di dunia rumah tangga. Pasangan harus sadar bahwa tujuan utama dari pernikahan adalah rumah tangga itu sendiri, dan bukan gegap gempita selebrasi sementara.
Semoga dengan membaca artikel ini, Anda dapat terhindar dari kesalahan pernikahan yang berujung perceraian.